PELAPORAN
KEUANGAN DAN SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN
Tugas Selasa 17 November 2015
Gambar di atas menunjukkan Sistem Buku
Besar Umum atau The General Ledger System (GLS) memiliki
karakteristik sebagai suatu pusat yang terhubung ke sistem-sistem lainnya dalam
perusahaan melalui arus informasi. Siklus transaksi memproses peristiwa
individual yang dicatat dalam jurnal khusus dan akun buku besar pembantu.
Rangkuman transaksi-transaksi ini mengalir ke dalam GLS dan menjadi sumber
input untuk sistem pelaporan manajemen (MRS) dan FRS. Kumpulan Informasi yang
mengalir ke GLS berasal dari subsistem siklus transaksi. Informasi juga
mengalir dari FRS sebagai umpan balik ke GLS.
1.
Voucher Jurnal, Sumber input bagi buku besar adalah voucher
jurnal. Voucher jurnal digunakan untuk mewakitli rangkuman transaksi yang
serupa atau satu transaksi yang unik, mengidentifikasi jumlah keuangan, dan
akun buku besar yang dipengaruhi. Transaksi rutin, jurnal penyesuaian, dan
jurnal penutup, semuanya dimasukkan ke buku besar unum dari voucher jurnal.
2.
Basis Data GLS, Database GLS terdiri atas sejumlah file
transaksi, file induk, file referensi dan file arsip.
File induk buku besar
umum (general ledger master file), file utama dalam
database GLS. Basis dari file ini adalah kode daftar akun perusahaan.
File Sejarah Buku Besar
Umum (general ledger history file), memiliki format yang sama dengan
induk GL. Tujuan utama file ini adalah untuk mewakili laporan keuangan
komparatif dengan basis historis.
File Voucher Jurnal
Historis berisi (journal voucher history
file), voucher jurnal untuk periode masa lalu. Informasi histories ini mendukung
tanggung jawab kepengurusan manajemen untuk menghitung utilisasi sumber daya.
File Pusat
Pertanggungjawaban (resposnsibility
center file), berisi data pendapatan, pengeluaran dan utilisasi sumber daya lainnya
untuk setiap pusat pertanggungjawaban dalam organisasi.
File Anggaran Induk (budget master file), berisi jumlah anggaran
untuk pendapatan, biaya, dan sumber daya lainnya untuk pusat-pusat
pertanggungjawaban.
3.
Prosedur GLS, Aspek dari prosedur pembaruan GLS adalah
dilakukan seperti juga operasi terpisah atau berhubungan dengan sistem
pemrosesan transaksi. Fokus kita yang selanjutnya adalah hubungan antara GLS
dan Laporan Keuangan.
B.
SISTEM PELAPORAN
KEUANGAN
1.
Pengguna Canggih Dengan Kebutuhan Informasi yang
Homogen, Karena komunitas pengguna eksternal sangat besar dan kebutuhan informasinya
bervariasi, laporan keuangan diarahkan ke pembaca umum. Laporan keuangan
disiapkan dengan pemikiran bahwa pembacanya terdiri atas pengguna yang canggih
(sophisticated users) dengan kebutuhan informasi yang relative homogen.
2.
Prosedur Pelaporan Keuangan
Proses akuntansi keuangan (financial
accounting process) dimulai dari status bersih di awal tahun fiscal yang
baru. Hanya akun-akun (permanen) neraca yang merupakan kelanjutan dari tahun
sebelumnya. Dari titik ini, prosesnya dilanjutkan dengan langkah-langkah
berikut: (a)mencatat transaksi; (b)mencatat jurnal khusus; (c)membukukan ke
buku besar pembantu; (d)membukukan ke buku besar umum; (e)menyiapkan neraca percobaan
yang belum disesuahkan; (f)membuat jurnal penyesuaian; (g)menjurnal dan membukukan
ayat jurnal penyesuaian; (h)menyiapkan neraca percobaan yang telah disesuaikan;
(i)menyiapkan laporan keuangan; (j)menjurnal dan membukukan ayat jurnal
penutup; (k)menyiapkan neraca percobaan pascapenutup.
C.
XBRL-PELAPORAN KEUANGAN YANG DIREKAYASA ULANG, (eXtensible Business Reporting Language), adalah spesifikasi standar
internet yang disain untuk pelaporan bisnis dan perubahan informasi. Tujuan
dari XBRL adalah untuk menfasilitasi publikasi, perubahan dan memproses
informasi keuangan dan bisnis. XBRL berasal dari standar internet yang lain
yang disebut XML (aXtensible Markup
Language).
1.
XML, sebuah metalanguage
yang menjelaskan Bahasa Penandaan. Masa ekstensible artinya bahwa peningkatan
bahasa dapat dibuat dengan menggunakan XML. ini menunjukkan peningkatan
bahasa memampukan data storing dalam bentuk hubungan berbagai
daftar (atau perintah men-format) telah dipetakan untuk berbagai nilai data.
Selain itu, XML dapat digunakan untuk model struktud data dari basis data
internal organisasi.
2.
XBRL, sebuah bahasa yang berbasis XML yang
menstandarisasikan metode untuk memnyiapkan, mempubikasikan, dan menukar
informasi keuangan contohnya laporan keuangan. XBRL taxonomies adalah
skema pengklasifikasian. Berbagai kebutuhan pemetaan data menjadi
terselesaikan dalam sekali saja, tetapi menyimpan berbagai daftar yaitu
digunakan kapanpun data diletakkan dalam format XBRL untuk dissemanasi di
berbagai sisi luar. Ini memungkinkan berbagai entitas bisnis menyediakan
pengeluaran informasi keuangan sesering mungkin, dan secara segera
untuk berbagai bagian yang berkepentingan. Selain itu, berbagai
perusahaan yang meggunakan teknologi basisdata XBRL asli secara internal
seperti menyimpan platform informasi pertama mereka dapat lebih lanjur
mempercepat proses pelaporan. Para pengguna dari data keuangan yang serupa
(seperti, investor dan analis) dapat secara siap import dokumen XBRL
kedalam basis data internal dan analisis berbagai pengaturan untuk
menfasilitasi pengambilan keputusan mereka secara lebih baik.
D.
MENGENDALIKAN FRS
Berbagai risiko potensial
dalam FRS terdiri atas (a)Jejak audit yang tak sempurna; (b)Akses yang tidak
diotorisasi ke buku besar umum; (c)Akun buku besar umum yang tidak seimbang
dengan akun buku besar pembantu; (d)Saldo akun buku besar umum yang salah
karena voucher jurnal yang salah atau tidak diotorisasi.
Jika tidak dikendalikan,
berbagai risiko ini dapat menyebabkan laporan keuangan dan laporan-laporan
lainnya salah dalam pernyataannya sehingga dapat menyesatkan para pengguna.
Konsekuensi potensialnya adalah letigasi, kerugian yang signifikan bagi
perusahaan, dan sanksi yang ditetapkan oleh SOX
1.
Isu Pengendalian SAS 78/COSO
a.
Otorisasi transaksi, Jurnal voucher adalah
dokumen yang mengotorisasi sebuah entri ke buku besar umum.
b.
Pemisahan Tugas, Karyawan di Buku Besar umum tidak
seharusnya (a)Memiliki tanggugung jawab untuk melakukan pembukuan untuk jurnal
khusus atau buku besar pembantu; (b)Menyiapkan jurnal voucher (c)Bertanggung
jawab dalam mengawasi aktiva fisi.
c.
Pengendalian akses, Akses yang tidak diotorisasi ke akun-akun
buku besar umum dapat menghasilkan kesalahan, penipuan dan salah penyajian
dalam laporan keuangan. Perundang-undangan SOX secara tegas berbicara area
risiko ini oleh kebutuhan organisasi untuk mengimplementasikan pengendalian
yang membatasi akses data base untuk diotorisasi hanya oleh individu-individu.
d.
Catatan akuntansi, Jejak audit merupakan jalur yang diikuti
oelh suatu transaksi melalui tahap input, pemrosesan dan output dalam sistem
pemrosesan transaksi. Ini meliputi jaringan dokumen, jurnal dan buku besar yang
didesain untuk memastikan bahwa suatu transaksi dapat secara akurat ditelusuri
melalui sistem tersebut dari awal sampai disposisi akhirnya.
e.
Verifikasi independen, Daftar Voucher jurnal
menyediakan perincian yang relevan tentang setiap voucher jurnal yang dipost ke
GL. Laporan perubahan buku besar umum menyajikan pengaruh transaksi voucher
jurnal pada akun buku besar umum.
2.
Implikasi pengendalian internal dari XBRL
a.
Taxonomy creation. Taxonomy yang salah
diakibatkan dalam pemetaan yang tidak valid yang akan menyebabkan bahan baku
tidak tergambar dalam data keuangan
b.
Taxonomy mapping error. Proses pemetaan
akun basis data internal untuk berbagai daftar taxonomy menjadi dikendalikan.
c.
Validation of intance documents. Ketika
pemetaan selesai dan daftar telah disimpan dakam basis data internal, Dokumen
kejadian XBRL (laporan) dapat di hasilkan.
E.
SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN
1.
Faktor yang Memengaruhi MRS
a.
Prinsip-prinsip Manajemen
Formalisasi Tugas. Prinsip formalisasi
Tugas/Pekerjaan menyatakan bahwa pihak manajemen harus menstruktur perusahaan
disekitar pekerjaan yang dilakukannya, bukannya disekitar individu dengan
keahlian unik. Implikasi untuk MRS. Formalisasi pekerjaan suatu
perusahaan memungkinkan spesifikasi informasi yang diperlukan untuk mendukung
pekerjaan tersebut.
Tanggung Jawab dan Wewenang. Prisnsip tanggunga
jawab merujuk pada kewajiban individu untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Tanggung jawab terkait erat dengan prinsip wewenang. Jika seorang manajer
mendelegasi tanggung jawab ke bawahannya, ia harus memberikan wewenang kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan dalam batas-batas tanggug jawab itu. Implikasi
untuk MRS. Prinsip tanggung jawab dan wewenang mendefinisikan
jalur pelaporan vertikal perusahaan dimana informasi mengalir. Lokasi manajer
dalam jalur pelaporan memengaruhi ruang lingkup dan perincian informasi yang
dilaporkan.
Jangkauan Pengendalian. Jangkauan pengendalian
seorang manajer merujuk pada jumlah bawahan yang langsung dibawah
pengendaliannya. Implikasi untuk MRS. Para manajer dengan jangkauan
pengendalian sempit sering terlibat dengan operasi yang terperinci dan dengan
keputusan yang spesifik.
Manajemen dengan Pengecualian. Prinsip manajer dengan
pengecualian menunjukkan bahwa para manajer harus membatasi perhatian mereka
pada wilayah-wilayah yang berpotensi bermasalah (yaitu pengecualian) dari
pada terlibat dalam setiap aktivitas dan keputusan. Implikasi untuk MRS. Para
manajer membutuhkan informasi yang mengidentifikasi operasi atau sumber daya
yang beresiko tidak dapat dikendalikan.
b.
Fungsi, Tingkat dan Jenis Keputusan Manajemen
Karakteristik keputusan
|
Jenis keputusan
|
|||
Perencanaan strategis
|
Perencanaan taktis
|
Pengendalian manajemen
|
Pengendalian operasional
|
|
Kerangka waktu
|
Jangka panjang
|
Menengah
|
Menengah
|
pendek
|
Ruang Lingkup
|
Beredampak tinggi
|
Berdampak sedang
|
Berdampak lebih rendah
|
Berdampak sangat rendah
|
Tingkat Detail
|
Sangat ringkas
|
Terperinci
|
Cukup ringkas
|
Sangat Terperinci
|
Perulangan
|
Tidak berulang
|
Berulang secara berkala
|
Berulang secara berkala
|
Sering berulang
|
Tingkat kepastian
|
Tidak pasti
|
Sangat pasti
|
Tidak pasti
|
Sangat pasti
|
c.
Struktur Masalah
Struktur suatu masalah mencerminkan
seberapa baik pengambilan keputusan memahami masalah tersebut. Struktur masalah
memiliki tiga elemen: (a)Data-nilai yang digunakan untuk mewakili faktor-faktor
yang relevan dengan masalah tersebut; (b)Prosedur-urutan langkah-langkah atau
peraturan keputusan yang digunakan untuk memecahkan masalah; (c)Tujuan-hasil
yang ingin dicapai oleh pengambil keputusan dengan memecahkan masalah tersebut.
d.
Tipe-Tipe Pelaporan Manajemen
Tujuan laporan. Sebelumnya, ingat
kembali bahwa informasi mengarahka pengguna pada suatu tindakan. Oleh karena
itu agar berguna, laporan harus memiliki kandungan informasi. Nilainya adalah
dampaknya terhadap pengguna. Hal ini dapat ditunjukkan dalam dua tujuan
pelaporan umum, yaitu: (a)Mengurangi tingkat ketidakpastian yang berkaitan
dengan sesuatu masalah yang dihadapi pengambilan keputusan; (b)Memengaruhi
perilaku pengambilan keputusan dengan cara yang positif
Pelaporan Terprogram. Laporan terprogram
memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi pengguna.
Terdapat dua subkelas laporan terperogram: laporan terjadwaldan laporan
menurut perintah. System pelapran manajemen menghasilkan laporan
terjadwal menurut kerangkah waktu yang ditetapkan, bisa harian,
mingguan, kuartalan, dan sebagainya. Contoh-contoh laporan
ini adalah daftar penjualan harian, laporan pembayaran gaji
mingguan, dan laporan keuangan tahunan.
Atribut laporan. Agar efektif, suatu
laporan harus memiliki atribut berikut ini: relevan, ringkas, berorientasi
pengecualian, akurat, lengkap, tepat waktu dan singkat.
Pelaporan Ad Hoc. Manajer tidak selalu
dapat mengantisipasi kebutuhan informasi. Hal ini terjadi terutama bagi
manajemen tingkat atas dan menengah. Dalam dunia bisnis yang dinamis,
masalah-masalah yang muncul memerlukan informasi baru dan sering kali tidak
cukup waktu untuk menulis program computer tradisional untuk memastikan
informasi yang diperlukan. Namun demikian, kemajuan teknologi basis data
membuat kebutuhan langsung dan kapalitas untuk menghasilkan laporan tersedia
secara luas bagi para pengguna. Sehingga, manajer dengan latar belakang komputr
yang terbatas dapat dengan cepat menghasilkan laporan khusus dari terminal atau
computer mikro, tanpa bantuan tenaga professional pemrosesan data
e.
Akuntansi Pertanggung Jawaban
Sebagian besar pelaporan manajemen melibatkan
akuntansi pertanggungjawaban. Konsep ini menyatakan bahwa setiap
peristiwa ekonomi yang mempengaruhi perusahaan adalah tanggung jawab manajer,
dan dapat dilacak ke masing-masing manajer. Arus informasi dalam system
pertanggungjawaban mengalir ke atas dan ke bawah melalui saluran informasi, hal
ini mewakili dua tahap akuntansi pertanggungjawaban: (a) Menciptakan
serangkaian tujuan kinerja keuangan (anggaran) yang berkaitan dengan tanggung
jawab manajer; (b)Melaporkan dan mengukur kinerja actual ketika dibandingkan
dengan tujuan-tujuan tersebut.
f.
Pertimbangan Perilaku
Keserasian Tujuan. Telah dibahas sebelumnya tentang prinsip-prinsip manajemen, yaitu wewenang, tanggungjawab, dan formalisasi pekerjaan. Jika diterapkan dengan benar dalam perusahaan, prinsip-prinsip ini meningkatkan keserasian tujuan. Manajer tingkat klebih rendah yang berusaha mencapai tujuannya berkontribusi secara positif terhadap tujuan atasannya.
Keserasian Tujuan. Telah dibahas sebelumnya tentang prinsip-prinsip manajemen, yaitu wewenang, tanggungjawab, dan formalisasi pekerjaan. Jika diterapkan dengan benar dalam perusahaan, prinsip-prinsip ini meningkatkan keserasian tujuan. Manajer tingkat klebih rendah yang berusaha mencapai tujuannya berkontribusi secara positif terhadap tujuan atasannya.
Informasi yang
Berlebihan. Informasi yang berlebihan muncul ketika seorang manajer menerima informasi
berlebih dari yang dapat dicernanya. Hal ini dapat terjadi ketika seorang
perancang sistem pelaporan tidak mempretimbangkan tingkat organisasional dan
jangkauan pengendalian manajer dengan tepat. Informasi yang berlebihan akan
membuat manajer mengabaikan informasi formalnya dan bergantung pada
petunjuk-petunjuk informal dalam membuat keputusan.
Ukuran Kinerja yang Tidak Tepat. Salah satu tujuan laporan adalah untuk menstimulun perilaku yang konsisten dengan tujuan perusahaan. Ketika ukuran kinerja yang tidak tepat digunakan, laporan itu akan berpengaruh sebaliknya.
Sumber:
Hall, James A. 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Empat. Jakarta : Salemba Empat.
Hall, James A. 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Empat. Jakarta : Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar